Sabtu, 18 Agustus 2012

Anggrek-ist Agustus 2012

Sahabat anggrek-ist , selamat berjumpa di bulan agustus 2012 yang cerah. Bagaimana kabarnya anggrek-anggrek yang sahabat pelihara? Sudahkah bertambah koleksinya ? Pada bulan Agustus ini bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1433 H bagi umat muslim. Anggrek-ist ucapkan :"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H, Taqobalallohu minna wa minkum" bagi sahabat yang merayakannya. 

O,ya sebelum lupa Anggrek-ist mohon maaf juga pada sahabat yang telah mencoba menghubungi "anggrek-ist" via facebook. Karena kesalahan teknis facebook anggrek-ist tidak bisa aktif, dan mungkin untuk selanjutnya interaksinya dapat melalui komentar blog ini.. Meski tak setiap hari dibuka, anggrek-ist akan mengupayakan untuk membalas setiap komentar yang masuk. Karenanya , jangan sungkan untuk berkomentar ya..

Untuk bulan Agustus 2012 ini, anggrek-ist telah menyiapkan menu yang tak kalah specialnya bagi para sahabat setia. Ada si cantik : Schomburgkia lyonsii, Anggrek unik yang dapat menyapa "say hello", dan si harum semerbak : Phalaenopsis violacea. Jangan lewatkan juga genus bulan ini , pemilik anggrek hitam : Coelogyne,  serta Jendela, Ragam dan Tahukah Sahabat. Selamat membaca...


Foto : Coelogyne speciosa (dokumentasi pribadi)

Jendela : Faktor-faktor penting pada pertumbuhan anggrek (bag.5 -habis)

Sahabat, tulisan ini adalah bagian terakhir dari rangkaian tulisan mengenai faktor-faktor penting  pada pertumbuhan anggrek. Selamat menyimak. 

7. Hama dan penyakit 

Anggrek seperti tanaman lainnya dapat diserang oleh hama dan penyakit yang berasal dari serangga, cendawan (fungus), bakteri dan virus. Hama dan penyakit dapat mengganggu pertumbuhan, bahkan pada serangan yang hebat dapat menyebabkan kematian pada tanaman.

Virus tidak dapat diobati, dan dapat menyebar ke tanaman lainnya. Jika tanaman terkena virus, jalan terbaik adalah memusnahkannya dengan cara dibakar.
Saran untuk pencegahan serangan hama dan penyakit :
  • Jaga kebersihan tanaman dan lingkungannya.
    Tanaman yang bersih akan mencegah timbulnya mikro-organisme.
    • Bersihkan umbi-akar, buang semua pelepah daun dan akar yang berwarna coklat sebelum ditanam. Sela2 pelepah daun dan batang dapat berpotensi sebagai sarang hama.
    • Rendam tanaman dengan desinfektan dan tanam pada media yang bersih.
    • Bersihkan semua peralatan kebun sebelum dan sesudah dipakai.
  • Mengendalikan kelembaban.
    Udara yang lembab diperlukan untuk pembentukan, pembiakan dan penyebaran cendawan. Dengan mengendalikan kelembaban akan menurunkan tingkat perkembangan cendawan.
    Pengendalian kelembaban yang disarankan adalah sbb :
a.    Tanaman dan bibit tanaman ditanam pada pot dengan bahan yang padat seperti plastik.
b.   Tingkatkan sirkulasi udara pada area tanam. Buang tanaman yang mati dan daun tua untuk mencegah area yang lembab.
c.   Buat area tanam agak menurun untuk membentuk sistim pengairan yang baik dan mencegah timbulnya genangan air.

                Lakukan penyemprotan pestisida secara berkala.
Pada musim kemarau perhatian lebih tertuju kepada serangan hama dan lakukan penyemprotan insektisida lebih sering jika diperlukan.
Di musim hujan perhatian lebih ditujukan pada bakteri dan fungus dan dapat dilakukan penyemprotan fungisida lebih sering.



Insektisida kimia seperti: Akothion, Decis, Kelthane, Supracide, Curacron dll dapat digunakan untuk membersihkan tanaman yang baru didapat atau bila serangan hama sudah terjadi.
Untuk mencegah bakteri dan fungus digunakan pula sterilant/disinfektan Physan 20, Dithane-M45 dan Benlate.
  
 Hama 

Seperti halnya jenis tanaman lainnya, anggrek juga dapat diserang oleh hama. Hama dapat berasal dari serangga biasa atau serangga berkulit lunak.
Terdapat beberapa jenis serangga yang sering menyerang anggrek yaitu :

  • Tungau (spider mite) :
    Serangga ini sangat kecil (0,2-0,3 mm) berwarna kemerahan jumlahnya banyak, menghisap cairan dan klorofil daun. Bekas serangan berupa lapisan putih mengkilat dibagian bawah daun dan akan berubah menjadi bercak hitam. Pada bagian atas daun akan terlihat bercak2 berwarna kuning dan pertumbuhan daun tidak baik (berkeriput) yang akhirnya bisa mematikan tanaman jika tidak segera dicegah. Serangan yang hebat terjadi pada waktu musim kemarau dimana udara kering. Karena cara makannya dengan menusuk daun maka berpotensi sebagai penyebar virus. Untuk mendeteksi hama ini adalah dengan mengusap daun menggunakan kapas/tissue, jika pada kapas terdapat warna kemerahan maka tanaman tersebut dihuni oleh tungau.
Pengendalian : Daun digosok dengan kapas dan air sabun atau alkohol 70%; apabila serangan sudah parah, harus disemprot dengan insektisida (Kelthane). Dengan meningkatkan kelembaban merupakan salah satu pencegahan dari serangan hama ini.
  • Kutu perisai (scale):
    Hama ini kecil (panjang 1-5 mm), menetap pada bagian bawah daun dan pada bagian dalam pelepah daun dan mengisap cairan daun sehingga akan mengganggu proses fotosintesis (metabolisme). Jenis anggrek cattleya adalah yang paling banyak diserang. Pada waktu mengisap cairan tanaman, juga mengeluarkan cairan manis spt madu shg ada kemungkinan kehadiran semut merupakan pertanda kehadiran hama ini. Daun yang terkena serangan akan berwarna kuning dan rontok sebelum waktunya.
Pengendalian : bersihkan daun dengan kapas/tissue dan air sabun, buang pelepah daun yang sudah mati. Karena hama ini mempunyai kulit seperti lilin maka insektisida-langsung akan kurang ampuh, lebih baik menggunakan insektisida-sistemik.
  • Kutu daun (aphid) :
    Hama ini berwarna hijau atau kuning seperti scale, menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan daun pada pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya yang menyimpan bahan makanan. Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok. Karena mudah berpindah kutu daun ini tidak hanya menjadi hama tetapi juga dapat menjadi penyebar virus. Seperti kutu perisai, aphid juga mengeluarkan cairan manis spt madu yang dapat mengundang semut. Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga menghambat proses fotosintesis. Pertumbuhan kutu daun ini tergantung dari suhu udara, akan berkembang lebih cepat pada musim kemarau.
Pengendalian : kutu daun ini mudah untuk dimatikan dan dibuang dari tanaman menggunakan semprotan air atau sikat, atau dapat pula menggunakan insektisida untuk hama ini, hanya hati-hati jika menyemprot bagian bunga, insektisida dapat merusak bunga.

  • Kutu putih (Mealybug) :
    Serangga ini mengeluarkan sejenis zat putih yang berlilin, berkapas putih yang menutupi keseluruhan badan lembut yang berwarna merah muda, menyebabkan ia kelihatan seperti debu putih. Dapat ditemukan pertemuan antara daun dan batang (buku-buku batang) dan diatas dan dibawah daun muda. Mereka menghisap sari dari tanaman, dimana dapat membuat tanaman menjadi layu. Seperti kutu perisai, kutu putih ini juga mengeluarkan cairan manis spt madu yang dapat mengundang semut.
Pengendalian : Seperti pada tungau, daun digosok dengan kapas dan air sabun atau alkohol 70%; apabila serangan sudah parah, harus disemprot dengan insektisida (Akothion). Telur serangga ini tidak mempan terhadap kebanyakan insektisida, maka semprot 2 minggu kemudian untuk membasmi telur yang baru menetas.
  • Thrips :
    Serangga ini sangat kecil (panjang 1 mm), menempel pada buku-buku batang, pada daun muda dan diatas putik bunga. Serangan hebat hama tersebut pada musim kemarau dengan memakan bagian dalam bunga atau putik bunga dengan mengorek sel pokok dan menghisap cairan makanan pada permukaan daun dimana daun yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke dalamnya dan cacat pada putik-putik bunga sehingga bunga tidak akan mekar dengan sempurna. Karena mudah berpindah dan dari cara makannya, serangga ini tidak hanya menjadi hama tetapi juga dapat menjadi penyebar virus.
Pengendalian : secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot dengan insektisida kimia (Akothion, Supracide dll).
  • Whiteflies (lalat putih) :
    Serangga kecil ini berwarna putih, dapat terbang dan menyerang daun dengan mengisap cairan daun. Pada serangan yang berat daun menjadi kering, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Untuk mendeteksi hama ini adalah dengan meletakkan benda berwarna kuning, karena warna kuning akan sangat menarik serangga ini untuk datang. Hama ini juga secara tidak langsung dapat sebagai penyebar virus.
Pengendalian : segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak atau sistemik.

  • Kumbang gajah (orchid weevil) :
    Gejala : Kumbang ini berwarna hitam kotor/tidak mengkilap (panjang 3,5-7 mm) bertelur pada daun atau lubang batang tanaman. Kerusakan terjadi karena larvanya menggerek daun dan memakan jaringan di bagian dalam batang sehingga mengakibatkan aliran air dan hara dari akar terputus serta daun-daun menjadi kuning dan layu. Kerusakan pada daun menyebabkan daun berlubang-lubang. Larva juga menggerek batang umbi, pucuk dan batang untuk membentuk kepompong, sedangkan kumbang dewasa memakan epdermis/permukaan daun muda, jaringan/tangkai bunga dan pucuk/kuntum sehingga dapat mengakibatkan kematian bagian tanaman yang dirusak. Serangan pada titik tumbuh dapat mematikan tanaman. Pada pembibitan Phalaenopsis sp. dapat terserang berat hama ini. Serangan kumbang gajah dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi paling banyak terjadi pada musim hujan, terutama pada awal musim hujan tiba.
Pengendalian : menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.
  • Semut :
    Semut merupakan hama yang tidak secara langsung merusak anggrek. Cendawan yang dibawa oleh semut merusak akar dan tunas muda. Kehadiran semut juga dapat sebagai tanda/indikasi adanya hama lainnya seperti scale, aphid atau kutu putih karena hama-hama tersebut mengeluarkan cairan manis yang disukai semut.
Pengendalian : pot direndam dalam air, basmi hama (scale, aphid atau kutu putih) yang mengeluarkan cairan manis tersebut dengan insektisida dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar lokasi tanaman.
  • Belalang :
    Gejala : pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan dan berwarna hitam. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
Pengendalian : segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak atau sistemik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
  • Keong, siput, bekicot:
    Gejala : memakan lembaran daun dan keluar pada malam hari.
Pengendalian : dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida.
Tanaman sakit adalah setiap penyimpangan dari keadaan normal yang ditunjukkan dengan penghambatan atau gangguan dari aktivitas fisiologis atau perubahan struktural yang dapat menghambat pertumbuhan, menyebabkan bentuk tanaman yang abnormal, menyebabkan susunan bagian tanaman yang berbeda, menyebabkan kematian bagian tanaman atau seluruh tanaman sebelum waktunya.
Penyebab penyakit dapat digolongkan sebagai berikut :
  • Golongan jasad hidup: cendawan, bakteri, mikroplasma, algae, (ganggang), tanaman golongan Phanerogami dan Netmatoda.
  • Golongan virus. Penyebab dari golongan virus ini belum dapat dipastikan apakah termasuk golongan jasad hidup atau bukan hidup.
  • Golongan bukan jasad hidup. Golongan ini meliputi kekurangan atau kelebihan zat hara, cahaya, aerasi, sifat tanah, keadaan iklim, dan faktor lingkungan lainnya.
Cendawan (fungus) dan bakteri

  • Busuk hitam (black rot) :
    Mungkin ini adalah penyakit paling merusak yang menyerang tanaman anggrek dan Cattleya adalah yang terbanyak.
    Penyebab: cendawan Pythium ultimum.
    Gejala:
    • Biasanya pertama yang diserang adalah daun atau anakan baru. Kemudian menjalar ke rhizome sampai akhirnya ke akar.
    • Daerah daun yang terinfeksi terdapat bercak berwarna coklat dan dikelilingi oleh warna kuning, kontras dengan bagian daun lainnya yang berwarna hijau.
    • Daerah pangkal daun yang terinfeksi berwarna kehitaman lalu melunak, jika ditekan akan mengeluarkan cairan.
    • Proses pembusukannya cepat.
    • Pada akar awalnya menjadi keriput, kemudian warnanya berubah menjadi coklat tua dan akhirnya putus.
Penanggulangan :
    • Bagian tanaman yang terinfeksi dipotong sampai batas area yang bebas dari penyakit dengan alat yang steril.
    • Celupkan tanaman pada fungisida dan keringkan sebelum di tanam kembali.
    • Cara terbaik menghindari Black rot adalah dengan menjaga agar tanaman dan sekelilingnya tidak terlalu basah.
    • Pupuk dengan calcium yang tinggi akan mencegah black rot pada anakan baru.
    • Untuk pengendaliannya dapat menggunakan fungisida seperti : Baycor, Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot.
  • Busuk coklat (brown rot) :
    Penyebab: cendawan Sclerotium Rolfsi.
    Gejala:
    • Biasanya penyakit ini menyerang Paphiopedilum.
    • Mulanya adalah noda air yang kecil karena air menempel pada daun dalam beberapa waktu, kemudian akan menyebar dengan cepat dan daun berubah warna menjadi coklat tua.
    • Ini terjadi jika terdapat pot tanaman diatas tanaman tersebut dimana air menetes turun dan menetap pada tengah daun.
    • Suhu dan kelembaban yang tinggi adalah kondisi penunjang timbulnya penyakit ini.
    • Daun yang patah atau terluka adalah tempat awal penyebarannya.
Penanggulangan :
    • Potong daun jika terdapat warna coklat sperti bubur pada dasar daun dengan gunting yang steril.
    • Jika penyakit sudah parah, bagian tanaman yang terkena harus dipotong dan dimusnahkan.
    • Rendam
    • Tanaman dan pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % atau fungisida/antibiotik Natriphene 0,5 % selama 1 jam.
  • Busuk pucuk batang (crown rot) :
    Penyebab: bakteri Erwinia Cartovora.
    Gejala:
    • Menyerang phalaenopsis, menyebabkan kerusakan dan busuk pada akar, umbi batang dan daun.
    • Proses pembusukan daun umbi batang dan akar yang terinfeksi sangat cepat (hanya dalam waktu 1-2 hari), tetapi penyebaran ke tanaman lainnya agak lambat.
    • Penyakit ini biasanya timbul karena sirkulasi udara tidak begitu baik pada kelembaban yang tinggi (mis. setelah terkena hujan pada malam hari).
Penanggulangan:
    • Tanaman yang terinfeksi harus dipisahkan dari tanaman yang sehat.
    • Bagian yang terinfeksi dipotong dan dibuang.
    • Rendam semua bagian tanaman dan pot dengan fungisida (Captan, Dithane M-45, atau Physan 20).
    • Peralatan kebun harus steril.
  • Busuk akar (root rot) :
    Penyebab: cendawan Rhizoctonia Solani.
    Gejala :
    • Akar membusuk dan menjalar ke rhizoma dan umbi batang.
    • Daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok mengakibatkan tanaman menjadi kerdil dan tidak sehat.
Penanggulangan :
    • Semua bagian tanaman yang terjangkit dipotong dan dibuang
    • Bekas potong disemprot dengan fungisida (Benlate).
  • Bercak coklat (Brown spot) :
    Penyebab : bakteri Pseudomonas cattleyae.
    Gejala:
    • Biasanya menyerang phalaenopsis dan paphiopedilum.
    • Terdapat bercak coklat, lunak dan berair pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman.
Pengendalian :
    • Potong semua bagian yang yang terinfeksi dengan alat yang steril.
    • Rendam tanaman dengan natriphene atau Physan selama kira2 1 jam.
    • Semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.

Virus
Tidak ada cara pengobatan terhadap virus, hanya bersifat pencegahan agar tidak menular pada tanaman lainnya. Sekali tanaman terkena virus, maka selamanya tanaman tersebut terinfeksi, oleh sebab itu sebaiknya tanaman tersebut dimusnahkan.



  • Cymbidium Mosaic :
    Penyebab: virus Cymbidium Mosaic.
    Gejala :
    • Sebenarnya penyakit ini salah nama, karena dapat menyerang semua jenis anggrek.
    • Awalnya terdapat bintik2 kekuning2an sebagai akibat adanya sel yang mati, kemudian menjadi menghitam dan cekung.
    • Bercak biasanya bulat biasa, kadangkala membentuk belah ketupat pada daun.
    • Pada cattleya dan phalaenopsis ditandai dengan bercak ke-unguan, kemudian menjadi coklat juga setelah beberapa minggu. semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati berbintik, bergaris atau lingkaran.
    • Pada daun yang sudah tua terdapat banyal bintik2 sebagai akibat terdapat jaringan yang mati.
Pengendalian :
    • Potong dan membuang bagian tanaman yang terinfeksi.
    • Menstrerilkan semua alat potong dan alat lain untuk tanaman.
  • Bercak bercincin (TMV) :
    Penyebab: virus TMV (Tobacco Mosaic Virus).
    Gejala :
    • Timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun.
    • Gejala lainnya hampir sama seperti Cymbidium Mosaic diatas.
Pengendalian :
    • Potong dan membuang bagian tanaman yang terinfeksi.
    • Menstrerilkan semua alat potong dan alat lain untuk tanaman.
    • Perokok tidak boleh menangani tanaman sambil merokok.

Sumber :sebagian besar dari  anggrek info.

Anggrek unik : Eriochilus cucullatus



















Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Sub Famili : Orchidoideae
Tribe : Diurideae
Sub Tribe : Caladeniinae
Genus : Eriochilus
Species : Eriochilus cucullatus
Binomial name : Eriochilus cucullatus [Labill.] Rchb.f 1847

Sahabat anggrek-ist, perhatikanlah bunga anggrek diatas, unik bukan ? Bentuknya menyerupai orang atau boneka atau satu sosok yang tengah mengangkat kedua tangannya seolah menyapa 'hai'. pada siapa pun yang memandangnya. Atau... mungkin seeorang telah menodongkan sepucuk pistol padanya dan berkata : "Angkat tangan !", maka ia pun menuruhi perintah tersebut.. (he.he..) Yah, apapun imajinasi sahabat tentang sosok bunga anggrek ini,  ia memang sangat unik... Sebuah mahakarya sang Pencipta untuk mengembangkan imajinasi kita.

Anggrek unik ini memiliki nama latin Eriochilus cucullatus. Ditemukan di Queensland, New South Wales, Victoria, Australia Selatan dan Tasmania pada ketinggian 30 sampai 1000 meter dari permukaan laut. Hidup di berbagai habitat dari hutan sampai padang rumput. Hidup secara terestrial di daerah yang dingin sampai sejuk, Tanaman berukuran  kecil, tanpa daun dan memiliki umbi bulat dengan batang tegak. Bunga biasanya mekar di akhir musim semi dengan panjang tangkai sekitar 25 cm membawa 1 sampai 5  bunga berukuran 2 cm.

Anggrek cantik : Schomburgkia lyonsii









Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Sub Famili : Epidendroideae
Tribe : Epidendreae
Sub Tribe : Laeliinae
Genus :Schomburgkia
Species : Schomburgkia lyonsii
Binomial name : Schomburgkia lyonsii Lindl. 1853

Sahabat, cantik sekali ya bunga anggrek di atas ? Memiliki sepal dan petal bergelombang dengan warna dasar putih bertotol merah kecoklatan yang unik. Bibir yang merah muda berhias sedikit kuning muda yang segar, membuat tampilannya semakin menawan.

Anggrek nan cantik jelita ini memiliki nama latin Schomburgkia lyonsii. Ditemukan di Kuba dan Jamaika pada ketinggian 0 sd 800 meter dari permukaan laut. Habitatnya dalahh  hutan lembah dataran tinggi kering berbatu  atau di pohon-pohon di lokasi yang terbuka. Tanaman berukuran besar. Hidup secara litofit dan memmerlukan suhu yang hangat sampai panas .Memiliki daun linear dengan bunga yang akan mekar pada musim panas sampai musim gugur. Tangkai perbungaannya dapat mencapai 1,5 meter dengan membawa 10 sampai 25 kuntum bunga berukuran 3 sd 5 cm. Yang lebih istimewa, bunganya sedikit berlilin, harum dan dapat bertahan untuk waktu yang lama.

Foto : forum.theorchidsource.com

Anggrek beraroma : Phalaenopsis violacea












Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Sub Famili : Epidendroideae
Tribe : Vandeae
Sub Tribe : Aeridinae
Genus : Phalaenopsis
Species : Phalaenopsis violacea
Binomial name : Phalaenopsis violacea Witte 1861

Sahabat, anggrek satu ini sangat harum lho... Memiliki wangi yang khas dan memikat. Semerbak harumnya bahkan dapat tercium sampai jarak beberapa meter, apalagi jika angin sedang berhembus terutama di pagi hari. Anggrek harum ini memiliki nama latin Phalaenopsis violacea. Merujuk pada warna sepal dan petalnya yang berwarna violet. Ada juga variasi lain yang berwarna agak kebiruan sehingga dinamakan var. coerulea.

Ditemukan di Semenanjung Malaya dan pulau Sumatera dan Kalimantan pada ketinggian sekitar 150 meter dari permukaaan laut. Tanaman memiliki pola pertumbuhan monopodial dan tumbuh sebagai epifit di daerah yang hangat. Daunnya berbentuk elip yang tumpul, sedikit bergelomban dan menyempit di bawah. Bunganya yang harum akan muncuk satu persatu secara berurutan dari tangkai perbungaanyang dapat mencapai 10 sd 25 cm. Dengan bunga yang dapat mekar 2 sampai 3 dalam waktu bersamaan. Tiap bunga yang cantik dan harum ini dapat mekar selama 4 minggu dengan ukuran bunga sekitar 3,5 cm, selanjutnya bunga berikutnya akan mekar kembali. Setiap tangkai perbungaaan dapat memunculkan 2 sampai 7 kuntum bunga. Jika mekar satu persatu, maka kita dapat menikmati kecantikan dan keharuman bunga ini selama 7 bulan. Manakjubkan bukan ?

Spesies ini membutuhkan naungan dan kelembaban yang tinggi serta penyiraman yang teratur dan tidak boleh dibiarkan mengering sepenuhnya.

Foto kiri : en.wikipedia.org
Foto kanan : orchidexchange.com

Anggrek berbunga putih : Cranichis castellanossi














Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Sub Famili : Spiranthoideae
Tribe : Cranichideae
Sub Tribe : Cranichidinae
Genus : Cranichis
Species : Cranichis castellanossi
Binomial name : Cranichis castellanossi L.O.Williams 1938


Sahabat, anggrek ini bener-benar putih ya ? Seluruh sepal, petal dan labelum dan bagian -bagian bunga yang lain semua  berwarna putih. Seputih salju atau awan yang lembut.  Hmm ... si anggrek putih ini memiliki nama latin Cranichis castellanossi.

Ditemukan di Bolivia, Paraguay, Brasil selatan dan barat laut Argentina di hutan hujan.  Tanaman berukuran kecil dan hidup secara terstrial di daerah yang sejuk. Bunga biasanya mekar di musim gugur . Tipe perbungaan tegak sepanjang kurang lebih 15 cm membawa bunga yang padat dan banyak, dengan ukuran setiapa bunga sekitar 6 mm. Bentuk keseluruhan perbungaan mirip sepeti sikat botol.


Foto : www.orchidspecies.com
orchidesdesalta.blogspot.com


Genus bulan ini : Coelogyne, "genus of the black orchid"

Coelogyne pandurata
Sahabat anggrek-ist, genus bulan ini akan membahas tentang genus Coelogyne. Genus ini memiliki sekitar 190 -200 species yang tersebar di India, China, Indonesia dan kepulauan Fiji. Dapat ditemukan di empat iklim, panas, hangat, sejuk dan dingin. Sebagian besar terdapat di Asia timur. Di Indonesia sendiri banyak terdapat di Kalimantan dan Sumatra. Hal ini menyebabkan kita perlu mengetahui dari mana species coelogyne yang kita rawat, karena umumnya mereka kurang toleran terhadap suhu yang berbeda.

Nama Coelogyne berasal dari bahasa Yunani koilos yang berarti rongga dan gyne yang berarti wanita. Hal ini merujuk pada stigmanya yang memiliki rongga. Genus ini hidup secara epifit dengan pseudobulb yang berbentuk ovoid, kerucut atau silinder dengan daun sebanyak dua lembar yang panjang, berlipit dan muncul dari pucuk bulb. Bunganya bervariasi dalam warna dan ukuran . Sebagian besar mengandung aroma yang manis untuk mengundang serangga penyerbuk. Bibir bunga / labellumnya sangat dominan dan bervariasi. Ada yang bergerigi, berbulu dan berbintil-bintil yang menjadi ciri khas genus ini.

Salah satu species yang terkenal adalah Coelogyne pandurata yang lebih dikenal sebagai "anggrek hitam" atau "Black orchid". Meskipun sepal dan petal dari anggrek ini tidaklah berwarna hitam, melainkan hijau muda yang segar, namun labellumnya mengandung pigmen melanin (hitam) yang diyakini hanya dimiliki oleh satu-satunya species anggrek di alam. Hal ini membuatnya banyak diburu oleh para kolektor anggrek.
  
Berikut sebagian species dari genus ini. Selamat menikmati keindahannya...

Coelogyne asperata

Coelogyne borneense

Coelogyne fimbriata

Coelogyne foerstermanni

Coelogyne mayeriana

Coelogyne marthae

Coelogyne multiflora

Coelogyna cristata

Coelogyne odoratissima

Coelogyne celebensis

Coelogyne lawrence

Coelogyne pandurata

Coelogyne speciosa

Coelogyne kinabaluensis

Coelogyne velutin

Coelogyne parishi

Coelogyne radioferens

Coelogyne roshusseni

Coelogyne schilleriana

Coelogyne zoruwetzii

Foto : www.oerhidspecies.com