Pertama kali aku ingin memiliki anggrek, aku pergi ke sentra tanaman hias yang ada di kotaku. Di salah satu kios anggrek, aku tertarik melihat berbagai jenis tanaman anggrek yang tengah berbunga. Pemilik kios kemudian bertanya padaku :
" Mau cari anggrek ya mbak ?" "Yang species apa yang hybrid?"
Aku sedikit bingung mendengar pertanyaan itu. Maklumlah yang aku tau anggrek ya anggrek. Tanaman dengan bunga cantik yang bermekaran ditangkainya yang panjang dan bunganya dapat kunikmati untuk waktu yang relatif lama. Kenapa pula pemilik kios ini menanyakan anggrek yang kucari yang species apa yang hibrid.
Saat itu mataku tiba-tiba terhenti pada sosok bunga anggrek yang berbunga putih bersih dengan sedikit kuning di bibirnya. Aku terpesona melihat sosoknya yang lembut. Ini dia, anggrek bulan yang aku cari. Anggrek yang cukup familier karena dulu almarhumah ibuku pernah memiliki dan merawatnya.
"Itu anggrek bulan mbak. Species, asli dari Jawa Timur", sang pemilik kios menjelaskan padaku.
"Kalau yang disana itu hybrid", katanya sambil menunjuk sosok lain anggrek bulan dengan warna merah muda dan sosok satunya yang berwarna putih dengan bibir yang merah.
Kedua anggrek ini juga sering aku lihat mempercantik ruangan dan taman-taman rumah. Memang apa bedanya, pikirku.
Pemilik kios mungkin tak tau apa yang aku pikirkan. Ia kemudian berkata lagi :
"Kalau baru pertama merawat anggrek, sebaiknya beli yang species mbak. Harganya memang sedikit lebih mahal, tapi perawatannya lebih mudah. Karena kalau yang species , tidak rutin di kasi pupuk juga biasanya tetap berbunga. Coba aja, siapa yang mau ngasi pupuk di hutan , tapi selalu berbunga kan?"
Akhirnya sedikit sedikit aku mulai mengerti apa yang dibicarakannya. Anggrek bulan itu kemudian menjadi anggrek species pertama yang aku miliki.
Memiliki anggrek membuat aku kemudian mencari banyak referensi tentang anggrek. Buku, majalah, internet dan info dari pedagang anggrek menjadi sumber informasi yang sangat berguna. Dari upaya itulah aku kemudian mengetahui apa itu anggrek species dan anggrek hybrid.
Menurutku istilah "anggrek species" sebenarnya adalah istilah untuk menunjukkan jenis anggrek yang terdapat di alam. Diciptakan oleh sang pencipta tanpa campur tangan manusia. Sampai saat ini lebih dari 25.000 jenis anggrek alam yang telah diketahui / teridentifikasi. Sebagian besar hidup di hutan-hutan tropis dengan kelembaban yang tinggi, meskipun banyak pula yang hidup di dataran rendah yang panas. Dari anggrek alam inilah manusia kemudian melakukan proses penyilangan untuk memperoleh sifat-sifat anggrek yang diinginkan, baik warna, banyaknya bunga, ketahanan terhadap penyakit dan sebagainya. Hasil silangan inilah yang kemudian dikenal dengan istilah "anggrek hybrid". Saat ini lebih dari 100.000 jenis silangan anggrek yang ada, dan jumlah ini masih terus bertambah. Di kalangan pencinta anggrek dan para pedagang anggrek istilah "anggrek species" dan "anggrek hybrid" memang lebih sering digunakan dari pada istilah "anggrek alam" dan "anggrek silangan". Untuk mengetahui apakah suatu anggrek adalah anggrek species atau anggrek hybrid adalah dengan mengenal anggrek species, karakteristik bunga dan warnanya.
Anggrek yang banyak disilangkan biasanya berasal dari genus (marga) Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda, Cattleya, Oncidium dan Paphiopedillum. Anggrek-anggrek dari genus ini memang terkenal memiliki bunga yang cantik dan berukuran relatif besar, beberapa diantaranya memiliki ketahanan bunga yang lama. Bunga Phalaenopsis amabilis bahkan ada yang bisa bertahan sampai 6 bulan di habitat aslinya. Beberapa anggrek dari genus lain juga ada yang disilangkan, tetapi jumlahnya relatif sedikit. Jadilah hybrid anggrek-anggrek ini kemudian menghiasi pasaran anggrek dengan beragam bunga yang menarik karena warnanya yang biasanya lebih mencolok.
Anggrek anggrek alam biasanya memiliki warna-warna yang lebih lembut, bentuk yang unik dan berukuran kecil, kecuali beberapa genus tertentu. Namun kesederhanaan dan keanggunan serta bentuknya yang unik justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para kolektor anggrek. Mereka yang bukan lagi sebagai penikmat kecantikan bunga anggrek , tetapi telah jatuh hati pada tanaman anggrek itu sendiri. Bagi mereka yang mencintainya, bahkan rela mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk dapat memiliki tanaman tersebut meskipun tidak dalam kondisi berbunga. Semakin banyak koleksi mereka semakin puaslah hati karena dapat selalu bersamanya.
Masalahnya tidak sedikit anggrek alam yang mulai langka dan bahkan sulit ditemui di habitat aslinya. Pembalakan hutan yang tidak terkendali untuk kepentingan manusia dan kebakaran hutan menjadi sebab utama punahnya ekosistem anggrek alam, sehingga mengancam keberadaannya. Bisa jadi suatu saat anggrek-anggrek ini hanya bisa kita lihat foto, gambar atau lukisannya saja.
(Foto : Phalaenopsis amabilis/Dokumentasi pribadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi semua pembaca silakan memberikan komentar atau pertanyaan yang berkaitan dengan blog ini. Terimakasih.