Ini anggrek species koleksi pertama ku. Phalaenopsis amabilis. Orang Indonesia lebih mengenalnya dengan nama anggrek bulan. Sedang di luar negeri banyak yang menyebutnya Moth orchid (anggrek kupu-kupu). Saat kubeli anggrek ini sedang tidak berbunga. Sengaja aku pilih yang sedang tidak berbunga meskipun beberapa yang lainnya sedang menunjukkan keindahan bunganya. Meski tidak sedang berbunga, sosok anggrek ini cukup besar, segar dan sehat. Daunnya yang lebar dan hijau mengkilat seolah memanggilku untuk memilihnya. Akar-akar muda berwarna keperakan tumbuh berdesakan di sepotong papan pakis tempatnya menempel. Beberapa sisa tangkai bunga tua yang telah terpotong menunjukkan bahwa tanaman ini sudah pernah beberapa kali berbunga. Ia memang anggrek species yang diperoleh langsung dari alam. Sisa-sisa akar tua yang tercerabut masih tampak dengan jelas. Waktu itu aku membeli sekaligus 4 tanaman.
Kutempatkan anggrek-anggrek ini di halaman samping rumahku yang tak begitu lebar. Lebarnya hanya 1,5 m memanjang sepanjang 20 m membentuk lorong antara rumahku dan rumah tetangga. Tempat yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung, teduh dan semilir. Suara kicau burung yang menjadikan genting rumahku sebagai tempat mereka bermain membuat suasana seolah jauh dari bisingnya kota. Mungkin karena itulah anggrek-anggrek ini betah tinggal di tempat barunya.
Kurawat mereka dengan penuh cinta. Setiap hari aku ajak mereka bicara, seolah mereka bisa memahami apa yang kuceritakan dan kurasakan. Kusirami dan kuberi pupuk organik . Sesekali kuberikan juga air cucian beras , air kelapa dan tak lupa fungisida. Pernah pula kuberikan air vetsin / MSG. Menurut literatur yang kubaca, air vetsin mengandung hormon sitokinin yang akan memacu keluarnya tangkai bunga. Sedang air cucian beras kaya akan vit. B1 yang berguna untuk pertumbuhan dan kekuatan tanaman. Air kelapa merupakan sumber mineral terbaik yang dibutuhkan semua makhluk hidup.
Tak sampai 3 bulan kurawat , mereka pun mulai mengeluarkan tangkai bunganya. Surprise sekali, karena dari 4 tanaman yang kubeli, 3 diantaranya mengeluarkan tangkai bunga. Bahkan 1 tangkai tanaman mengeluarkan cabang, sedang yang lainnya memunculkan 2 tangkai sekaligus. Dua bulan berselang bunga-bunganya mulai bermekaran, bahkan 1 tangkai ada yang menghasilkan 18 kuntum bunga. Besar, dan sangat indah. Tak jemu-jemu rasanya mata memandang. Dan yang lebih menyenangkan bunga-bunga ini dapat bertahan 2 sam pai 3 bulan lamanya.
Keberhasilan membungakan Phalaenopsis amabilis ini membuatku semakin bersemangat. Tanpa terasa sekarang setelah hampir satu tahun , koleksi amabilisku telah mencapai 17 tanaman. Dan mulai bulan september 2011 ini, 15 tanaman diantara mereka mengeluarkan tangkai bunganya. Sebagian telah bermekaran dengan sangat cantiknya...
Phalaenopsis amabilis adalah anggrek alam asli Indonesia. Bisa dikatakan hidup di seluruh pulau di Indonesia. Merupakan anggrek efifit yang membutuhkan kelembaban dan naungan. Meskipun di tempat terbuka tanpa naungan pun mereka tetap mau berbunga (sebagian anggrek koleksiku ditempatkan di halaman depan rumah tanpa naungan). Daunnya lebar berdaging dan berwarna hijau mengkilat. Akar-akarnya besar dan berwarna keperakan dengan ujung berwarna keunguan. Bunganya berwarna putih bersih dan lembut dengan bibir bunga berwarna kuning dihiasi titik-titik kecil berwarna coklat kemerahan. Bunganya termasuk paling besar dibangdingakan phalaenopsis yang lain. Bisa mencapai 8 - 12 cm. Keindahannya yang begitu mempesona membuat anggrek ini dinobatkan sebagai salah satu bunga nasional ( Puspa Pesona) Indonesia.
Foto : Dokumentasi pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi semua pembaca silakan memberikan komentar atau pertanyaan yang berkaitan dengan blog ini. Terimakasih.